Kamis, 26 Mei 2016

Istilah Orang-orang Upahan di Kebun Anggur

Perumpamaan ini menceritakan tentang seorang tuan yang pagi-pagi mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia menemukan pekerja-pekerja, mereka sepakat dengan upah satu dinar sehari. Pukul sembilan pagi, sang tuan menemukan orang-orang yang menganggur yang lain, lalu sang tuan menyuruh mereka bekerja di kebunnya dengan upah yang sang tuan anggap pantas. Kira-kira pukul dua belas dan tiga petang dan lima petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.

Malam harinya, ketika para pekerja hendak pulang, sang tuan membayar masing-masing dari mereka satu dinar. Para pekerja yang datang lebih pagi bersungut-sungut kepada tuannya, karena mereka mengira akan mendapat lebih banyak uang. Tetapi tuan tersebut menjawab bahwa ia bebas mempergunakan miliknya, termasuk menunjukkan kemurahan hatinya untuk orang yang masuk terakhir, dan ia mengingatkan mereka untuk tidak iri hati.

Analisa

Tuan di dalam cerita tersebut melambangkan Allah, dan hamba-hambanya adalah manusia yang berdosa. Allah memanggil dan menyelamatkan manusia dari dosa (kepengangguran) atas inisiatif Allah sendiri. Ia memberikan manusia pekerjaan di dunia (kebun anggurnya) untuk mengusahakan dunia ini. Pekerja yang dipanggil di pagi hari melambangkan orang yang percaya sejak muda. Semakin sore menunjuk kepada usia yang semakin tua ketika percaya kepada Yesus. Di akhir zaman nanti (malam hari), Allah akan mengumpulkan orang percaya (pekerja-pekerjanya) dan membagikan upah mereka, yaitu keselamatan (sedinar uang). Upah tersebut tidak dibeda-bedakan dalam arti mereka yang percaya sejak lahir tidak mendapat upah yang lebih besar dari mereka yang percaya menjelang aja.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar